WahanaNews-Gorontalo | PT PLN (Persero) segera mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulsel Barru-2 berkapasitas 100 MW.
Pembangkit ini meningkatkan suplai listrik untuk mendorong investasi di Sulawesi.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
"Pembangunan PLTU Sulsel Barru-2 merupakan salah satu Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030," ungkap Manager Unit Pelaksana Proyek Sulawesi Selatan (UPP Sulsel), Rahmat Nichol Fauzen, dalam keterangan yang diterima media, Rabu (13/4/2022).
PLTU ini akan menambah pasokan listrik di Sulawesi ditandai dengan dilakukan sinkronisasi perdana PLTU Sulsel Barru-2 dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan pada 11 April 2022, pukul 14.19 Wita, yang berlokasi di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan.
"Proyek ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam meningkatkan keandalan suplai listrik dan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat mendorong investasi di Sulawesi khususnya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang terkoneksi ke dalam Sistem Kelistrikan Sulbagsel," jelasnya.
Baca Juga:
Jokowi Dijadwalkan Kampanye di Bali untuk De Gadjah Hari Ini, 22 November
Nichol mengatakan PLN terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi setelah pandemi.
Juga untuk memenuhi kebutuhan listrik akibat pertumbuhan industri smelter di wilayah Sulawesi mengingat kebutuhan listrik untuk fasilitas smelter di Sulawesi diprediksi akan mencapai lebih dari 6.000 MVA.
Dia menambahkan, sinkronisasi perdana ini merupakan salah satu milestone dari pembangunan PLTU setelah melalui serangkaian tahapan pengujian atau komisioning.
Sebelum pelaksanaan sinkronisasi perdana, PLTU Sulsel Barru-2 telah mengantongi Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi.
Setelah sinkronisasi, tahapan berikutnya yaitu Load Up (Excitation System), Combustion Tuning, Runback, Load Swing, Shutdown - Start Up Test, Load Rejection, Reliability Run, dan Performance test.
Setelah semua tahapan pengujian pembangkit sudah berhasil dilalui maka pembangkit dapat beroperasi secara komersial (COD) yang ditargetkan pada pertengahan tahun 2022 ini.
"PLN senantiasa mendukung transisi energi, hal ini dibuktikan dengan penggunaan teknologi pada PLTU yang terus berkembang dan ramah lingkungan di mana sudah dipersiapkan untuk implementasi Co-Firing," tukasnya. [jef]