Gorontalo.WahanaNews.co, Provinsi Gorontalo - Bele Mo’o Sehati, atau rumah pemulihan gizi, menjadi strategi Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam penanganan tengkes (stunting) dan dapat berfungsi sebagai layanan satu kali selesai atau *one-stop service*.
Hal itu disampaikan Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin usai meluncurkan Bele Mo’o Sehati di Puskesmas Tilango, Desa Tabumela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo, Rabu (7/11/2024).
Baca Juga:
Pemerintah Kota Semarang Raih Penghargaan Terbaik I Penanganan Stunting di Jawa Tengah
Ia mengatakan, adanya rumah pemulihan gizi itu di Desa Tabumela dapat dibarengi dengan program makan bergizi gratis. Sehingga upaya dalam menciptakan generasi sehat dan berkualitas dapat dilakukan dengan cepat.
"Kita lihat anak-anak yang ada di sini mungkin umurnya 4-5 tahun. Generasi emas pada tahun 2045 mendatang berarti umur mereka berada pada umur angkatan kerja atau 25 tahun. Kalau kita tidak bina dari sekarang, mereka akan jauh tertinggal, nanti di provinsi lain lebih maju kita Provinsi Gorontalo akan tertinggal," ungkap Rudy.
Rudy menilai, perlu adanya kerja sama untuk menciptakan generasi emas yang akan datang. Jika tidak dibina dan diintervensi dari sekarang, maka Gorontalo tidak bisa menciptakan SDM yang berkualitas dan akan tertinggal dari daerah-daerah lain. Ia pun akan berupaya bersama pemerintah provinsi untuk terus mendorong intervensi itu.
Baca Juga:
558 Posyandu di Aceh Timur Aktif Layani Kesehatan Ibu, Anak, dan Lansia
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa mengatakan Bele Mo’o Sehati sebelumnya telah dilaksanakan di Kota Gorontalo dan Bone Bolango. Selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Boalemo, Pohuwato, dan Gorontalo Utara.
"Prevalensi stunting di desa Tabumela ini 27 persen jadi terima kasih kepada teman teman di Puskesmas yang sudah melakukan pengukuran dengan baik di tempat lain biasa yang mereka dapatkan cuma 5 6 persen disini mereka dapatkan 27 persen dan itu menandakan bahwa teman teman di lapangan di puskesmas sudah bisa melakukan pengukuran dengan baik," ucap dia.
Di Kabupaten Gorontalo, strategi ini akan menyasar anak-anak balita sebanyak 76 sasaran sesuai data yang ada dan pada pelaksanaannya akan didukung oleh lintas program, lintas sektor terkait hingga swasta.
Harapannya, strategi itu tidak hanya akan dilakukan oleh pemerintah provinsi, namun dapat dicontoh oleh pemerintah kabupaten juga.
[Redaktur: Patria Simorangkir]