Gorontalo.WahanaNews.co, Gorontalo - Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, mengadakan rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Aula Rumah Jabatan pada hari Jumat, (22/3/2024).
Rapat ini dihadiri oleh para pejabat lintas sektor sebagai upaya tindak lanjut dari kunjungan Penjabat Gubernur Ismail ke pasar-pasar tradisional pada hari sebelumnya.
Baca Juga:
Sekda Sulbar Ajak Pemerintah Daerah Perkuat Sinergi Kendalikan Inflasi di Wilayah
Dijelaskan Ismail Merujuk data BPS Provinsi Gorontalo, sebanyak 10 komoditas yang perlu menjadi perhatian penyebab inflasi daerah yakni beras, bawang merah, rokok serta nasi dan lauk. Ada juga pisang, daun bawang, bawang merah dan bawang putih, kue basah, telur, ayam, serta gula pasir.
“Untuk Kabupaten Gorontalo mencakup beras, bawang merah dan daun bawang,” beber Penjagub.
Hal lain yang menjadi perhatian Penjagub Ismail yakni perbedaan tingkat inflasi yang tinggi antara Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo.
Baca Juga:
BPS Sulawesi Barat Catat Inflasi Bulan ke Bulan 0,33 Persen Akibat Kenaikan Harga
Kabupaten Gorontalo secara y-on-y mencapai 5,31 persen dengan inflasi m-to-m 1,27 persen. Sementara Kota Gorontalo inflasi y-on-y 1,90 persen dan inflasi m-to-m 0,99 persen.
“Beras menjadi komoditas terbesar yang berkontribusi terhadap inflasi. Ini perlu menjadi perhatian bersama bagaimana harga beras bisa turun. Kita harus melakukan intervensi dengan program subsidi beras dan program dari Bulog,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Sub Divre Gorontalo Munafri Syamsudin menjelaskan, stok beras Bulog hingga 22 Maret 2024 masih ada 900 ton untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan sebesar 1.400 ton.
Stok ini diharapkan bisa segera dibagikan kepada masyarakat dalam waktu dekat.
[Redaktur: Patria Simorangkir]