WahanaNews-Gorontalo| Pesawat Ilyushin-80 atau disebut pesawat kiamat Rusia batal bermanuver dalam parade hari kemenangan Rusia, Senin (9/5) lalu.
Batalnya Il-80 memicu spekulasi dari diplomat Barat yang mengatakan bahwa Moskow takut pesawat itu disabotase yang akan mempermalukan sang presiden.
Baca Juga:
Perang Makin Panas, Rusia Lancarkan 90 Drone Shahed Iran ke Ukraina
Dalam agendanya, pesawat Ilyushin Il-80 menjadi bagian dari 77 pesawat yang akan terbang dalam parade Hari Kemenangan.
Namun, manuver itu dibatalkan pada menit-menit terakhir, para pejabat terkait mengatakan, hal tersebut dikarenakan faktor cuaca yang buruk.
Namun terlepas dari ada beberapa gumpalan awan, langit di Moskow kemarin tampak cukup tenang dan jernih.
Baca Juga:
NATO Buka Pintu Normalisasi dengan Rusia, Tapi Ada Syarat
Terlebih lagi, Rusia sering menggunakan teknologi "cloud spiking" untuk memodifikasi cuaca.
Ilyushin Il-80 diharapkan menjadi bagian dari demonstrasi kekuatan militer Moskow pada peringatan 77 tahun Hari Kemenangan atau kalahnya Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
"Pesawat kiamat" yang akan digunakan Putin sebagai pusat komando jika terjadi perang nuklir itu telah terlihat terbang di sekitar ibu kota bulan lalu.
Pejabat Kremlin sebelumnya mengonfirmasi bahwa itu akan dipamerkan dengan fly-past rendah di atas Lapangan Merah pada 9 Mei dan telah terlibat dalam latihan.
Pemerintah Putin, dalam dua dekade terakhir, telah memerintahkan pesawat untuk menyemprot awan pagi hari dengan koktail kimia agar tidak hujan pada paradenya.
Cara tersebut memastikan Lapangan Merah kering dan bahkan cerah pada pukul 10.00 pagi setiap tahun untuk parade militernya, tetapi sebagian wilayah di luar kota akan dibanjiri hujan.
Namun teknologi era Soviet ternyata tidak digunakan kemarin, menunjukkan keputusan awal untuk membatalkan tampilan udara.
Seorang diplomat Barat, yang enggan menyebutkan namanya mengatakan: “Sepertinya mereka takut mungkin akan sabotase dan membuat pesawat-pesawat itu tidak terbang."
"Penjelasan cuaca kurang cocok," ujarnya, seperti dikutip dari The Mirror, Rabu (11/5/22).
Sejak tahun 2010 pada saat perayaan hari kemenangan, pesawat raksasa yang berjuluk Kremlin terbang itu belum pernah terlihat.
Kemunculannya kembali diharapkan menjadi tanda bahwa Putin ingin mengirim pesan peringatan ke Barat.
Il-80 Maxdome semestinya akan dikawal oleh dua jet tempur MiG-29 saat terbang rendah di atas Katedral St Basil.
Menandakan kesiapan nuklir Rusia, pesawat pembawa rudal strategis Tu-95MS dan Tu-160 "White Swan" juga semestinya menjadi bagian dari fly-past.
Begitu juga dengan pesawat tempur generasi kelima Su-57 dan pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3 yang semestinya tampil.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengonfirmasi bahwa delapan MiG-29SMT akan terbang dalam bentuk huruf "Z" untuk mendukung prajurit Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di Ukraina.[jef]