Gorontalo.WahanaNews.co, Gorontalo - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Gorontalo menghimbau masyarakat untuk menerapkan metode 3D dalam mengidentifikasi keaslian uang rupiah, sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran uang palsu.
"Kami mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang, saat menerima uang rupiah," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Provinsi Gorontalo, Rahmat Hernowo, di Gorontalo, Sabtu (4/1/2025).
Baca Juga:
Bongkar Dugaan Korupsi CSR Bank Indonesia, KPK Gerebek Kantor OJK dan BI
Pernyataan tersebut disampaikan saat Rahmat memberikan penjelasan mengenai pentingnya pengetahuan tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada wartawan di kantor BI Gorontalo, didampingi oleh Kepala Tim Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Andi Nur Alamsyah.
Kampanye edukasi ini merupakan bagian dari program BI untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat, yang telah dimulai sejak awal tahun 2025. Program ini bertujuan untuk meminimalisir risiko masyarakat menerima uang palsu dan menjaga kepercayaan terhadap mata uang rupiah.
Rahmat menjelaskan bahwa metode 3D sangat efektif dalam mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah.
Baca Juga:
Dana CSR Bank Indonesia Diduga Mengalir ke Yayasan, KPK Temukan Bukti Baru
"Dengan melihat, kita bisa mengamati tanda air dan benang pengaman. Saat diraba, kita bisa merasakan tekstur timbul pada uang asli. Dan ketika diterawang, kita bisa melihat gambar tersembunyi," paparnya.
Selain itu, BI Gorontalo juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan keutuhan uang rupiah.
"Kami menghimbau masyarakat untuk tidak mencoret, menggunting, atau merusak uang rupiah, karena hal tersebut dapat menurunkan kualitas uang dan mempersulit proses identifikasi," tambah Rahmat.
Andi Nur Alamsyah menambahkan bahwa BI Gorontalo telah menyiapkan berbagai media edukasi, termasuk brosur dan video tutorial, yang dapat diakses masyarakat untuk mempelajari ciri-ciri keaslian uang rupiah.
"Kami juga akan mengadakan sosialisasi ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk sekolah-sekolah dan pasar tradisional," ujarnya.
Terkait dengan peredaran uang palsu, Rahmat menegaskan bahwa hingga saat ini, tingkat peredaran uang palsu di Provinsi Gorontalo masih tergolong rendah.
Namun, BI tetap mendorong masyarakat untuk waspada dan segera melaporkan ke pihak berwajib jika menemukan uang yang dicurigai palsu.
"Jika menemukan uang yang dicurigai palsu, jangan ragu untuk melaporkannya ke bank terdekat atau kantor polisi. Ini penting untuk membantu otoritas dalam menangani kasus peredaran uang palsu," tegas Rahmat.
BI Gorontalo berharap dengan adanya edukasi ini, masyarakat dapat lebih cermat dalam bertransaksi dan turut berperan aktif dalam menjaga keaslian dan kualitas uang rupiah yang beredar di masyarakat.
[Redaktur: Patria Simorangkir]