WahanaNews-Gorontalo | Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan pihaknya telah mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca sepanjang tahun 2022. Hal ini disampaikan dalam agenda Decarbonizing Energy Sector for Net Zero Indonesia Pavillion di COP 27 yang digelar di Mesir, Senin (7/11).
"Saya di sini dengan bangga mengatakan bahwa tahun ini kami sukses mereduksi 32 juta metric ton emisi C02. Melampaui target NDC kita," ungkap Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Darmawan menjelaskan capaian tersebut diraih berkat pendekatan holistik yang dilakukan PLN. Beberapa di antaranya menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, menggunakan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan co-firing biomassa.
"Kita lakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang kita bisa. Tahun lalu, 13 gigawatt pembangkit batu bara yang masih dalam perencanaan, kami hapus sehingga menghindarkan kita dari 1,8 miliar metric ton emisi CO2 selama 25 tahun ke depan," jelasnya.
Meski demikian, Darmawan mengungkapkan berbagai upaya tersebut belum cukup, sehingga pihaknya masih perlu menambahkan ruang yang lebih besar untuk menambah porsi pembangkit EBT. Oleh karena itu, saat ini PLN terus meningkatkan pemanfaatan pembangkit EBT berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Kami secara agresif meningkatkan pemanfaatan EBT. Sehingga setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan. Bersamaan dengan itu, kami perlu meningkatkan kapasitas teknologi guna mengakomodasi fluktuasi supply-demand untuk sistem baru tersebut," urainya.
Guna mencapai target NZE di 2060, kata Darmawan, PLN melakukan pendekatan holistik melalui 8 inisiatif terdiri dari pensiun dini pembangkit fosil, pilot proyek co-firing hidrogen dan amonia, penambahan pembangkit energi terbarukan (EBT), layanan energi hijau, co-firing biomassa, inisiasi carbon capture storage, peluncuran smart grid control system, dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
Dalam kesempatan ini, Darmawan pun mengingatkan terkait pemanasan global yang menjadi tantangan bersama. Untuk itu, dibutuhkan strategi dan kolaborasi bersama dari seluruh dunia baik dari teknologi, inovasi, hingga investasi dalam menghadapinya
"Paradigma kita mesti berubah. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan kolaborasi," pungkasnya.[ss]