WahanaNews-Gorontalo | Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Provinsi Gorontalo melakukan kajian awal potensi pengembangan tuna di Teluk Tomini.
Tim peneliti Bapppeda dan Universitas Negeri Gorontalo sangat membutuhkan saran dari organisasi perangkat daerah dan tim Komisi Litbang, karena itu dilakukan seminar," kata Kepala Bidang Riset dan Inovasi Bapppeda Gorontalo, Tity Iriany Datau di Gorontalo, Jumat.
Baca Juga:
Kasus Guru Mesum dengan Siswi MAN Gorontalo, Kemenag Pastikan Berikan Sanksi Berat
"Masukan dibutuhkan untuk penyusunan dokumen dan bisa merekomendasikan kebijakan yang tepat dan sesuai dengan program yang ada di OPD teknis," katanya.
Nuralim Pasisingi, salah satu tenaga ahli pada kajian ini menjelaskan, fokus pengambilan sampel daging tuna dilakukan di empat lokasi yakni di Tilamuta Kabupaten Boalemo, Tanjung Keramat dan Pantai Leato di Kota Gorontalo serta di Taludaa Kabupaten Bone Bolango dengan prioritas pada nelayan tradisional.
Target yang akan dicapai kajian itu adalah mengetahui karakteristik mutu tuna sehingga dapat merekomendasikan cara perbaikan penanganan dan keterampilan nelayan dalam penangkapan baik secara mandiri maupun terorganisir.
Baca Juga:
Siswa Dibully hingga Masuk RS, SMK Gorontalo Sebut Tak Ada Perundungan
Wila Rumina yang juga tenaga ahli dalam kajian itu menambahkan, secara umum penanganan ikan segar terutama yang dilakukan oleh nelayan tradisional masih sangat membutuhkan metode yang tepat.
Karena penanganan yang kurang hati-hati serta kurang diterapkannya sistem rantai dingin sejak ikan ditangkap sampai ke tangan konsumen menyebabkan terjadinya proses kemunduran mutu yang cepat.
"Proses yang kurang baik ini akan mempengaruhi harga jual ikan tuna tersebut," ungkap Wila Rumina.
Ia menjelaskan, dalam pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan di Gorontalo menghadapi beberapa tantangan, diantaranya tingginya rumah tangga miskin di sektor perikanan dan kelautan.
Peneliti dari Bapppeda Provinsi Gorontalo, Ivana menambahkan, melalui penelitian itu diharapkan mampu menunjukkan hasil tangkapan nelayan yang memiliki nilai di bawah standar yang dianjurkan.
"Sehingga akan ada solusi untuk penanganan hasil tangkapan yang baik untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan," pungkas Ivana.[ss]