WahanaNews-Gorontalo | Warga Desa Owalanga Kecamatan Bongomeme, Kabupaten Gorontalo protes terhadap pemerintahan Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, karena dinilai hanya mengumbar janji manis.
Ungkapan ini disampaikan sebagai bentuk kekecewaan warga Owalanga terhadap pemerintahan Nelson Pomalingo. Pasalnya, akses jalan utama yang sering mereka lalui tak kunjung diperbaiki.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ismail Pomalango (46), warga Dusun Owalanga Timur bercerita, waktu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gorontalo pada 2015 silam, Bupati Nelson Pomalingo pernah berjanji bakal memperbaiki jalan tersebut.
"Saat mau maju Pilkada periode pertama, Bupati sempat berjanji akan memperbaiki jalan di desa kami. Namun, sampai dengan masa jabatan periode pertama habis, jalan tidak diperbaiki," tutur Ismail.
Ismail mengatakan, janji tersebut kembali diutarakan oleh Nelson Pomalingo pada kampanye 2019. Apabila kembali terpilih kembali sebagai Bupati Gorontalo, maka jalan mereka bakal diperbaiki.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
"Dua kali lebih baik atau dua kali lebih menyiksa?" tanya pria yang akrab disapa Ka Pedi.
Senada dengan Ismail, Sriyanti Yunus (43), warga Dusun Owalanga Barat ini turut menagih janji Bupati Gorontalo tentang perbaikan jalan tersebut.
"Hanya janji, tapi tidak ditepati. Bagaimana masyarakat mau maju? Yang ada hanya lebih tertinggal," kata Sri.
Tak hanya Ismail dan Sriyanti, keluhan terkait jalan tersebut juga datang dari siswa Madrasah Aliyah Bongohulawa, Kecamatan Bongomeme, Yuli Pakaya (16).
Warga Dusun Owalanga Timur ini mengatakan, 81 siswa yang ada di [Desa Owalanga]( 4906451 "") menaruh harapan besar kepada pemerintah agar membuka hati untuk memperbaiki akses jalan yang kerap mereka lalui ke sekolah.
"Saya hampir setiap hari terlambat dan ketinggalan mata pelajaran jam pertama karena jalan yang kami lalui sudah rusak parah," kata Yuli.
Padahal, tutur Yuli, ke sekolah dirinya berangkat jam 6 pagi, tapi tetap juga terlambat. Jalan tidak diaspal dan berlubang membuat mereka harus ekstra hati-hati melewatinya. Parahnya lagi, saat musim penghujan, pasti jalan tersebut penuh kubangan yang becek.
"Karena di sini banyak yang sekolah, kami mohon agar jalannya diperbaiki. Supaya potensi siswa untuk putus sekolah, tidak terjadi," ungkapnya.[jef]