GORONTALO.WAHANANEWS.CO, Kota Gorontalo - Penjabat Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, berbagi pengalaman dan catatan penting selama masa kepemimpinannya dalam Webinar Series "Pengalaman dan Catatan sebagai Penjabat Gubernur," yang menjadi bekal bagi pejabat dan masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Berbagi cerita tersebut dilakukan melalui zoom meeting, di Gorontalo, Senin (17/2/2025).
Baca Juga:
Satres Narkoba Polresta Gorontalo Kota Tangkap Pengedar Sabu hingga Sulawesi Tengah
Webinar dengan tujuan memberikan wawasan kepada pejabat mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi diantaranya terkait sektor pertanian, perikanan dan kelautan, serta peternakan.
Dari sisi pertanian, Rudy menilai selama ini hanya berfokus pada tanaman pangan dan perlu diubah ke arah yang lebih beragam seperti pertanian berbasis kultural.
Rendahnya harga jual komoditas dan produktivitas pertanian menjadi perhatiannya.
Baca Juga:
Disperindag Kota Gorontalo Imbau Warga Tidak Panic Buying Jelang Ramadhan 1446 H
"Pertanian kita ini yang harus kita perbaiki, alangkah baiknya kita dorong jangan hanya berbasis pangan tetapi kita juga harus mendorong pertanian yang berbasis kultural. Ini mungkin akan lebih banyak nilai tambah yang dihasilkan," kata Rudy.
Ia mengatakan mayoritas jagung yang ditanam di Gorontalo saat ini adalah jagung hibrida yang lebih cocok untuk pangan ternak.
Permintaan untuk jagung sebagai pakan ternak di wilayah Indonesia Timur masih sangat kecil, ini berdampak pada terbatasnya pengolahan industri jagung di Gorontalo.
Proses yang ada di daerah saat ini juga hanya sebatas pengeringan, sehingga tidak memperoleh banyak manfaat dari industri jagung tersebut.
Selanjutnya, sektor perikanan dan kelautan yang dilihat memiliki potensi luar biasa, namun masih terkendala oleh dominasi perikanan tangkap yang terbatas dalam memberikan nilai tambah.
Rudy menekankan perlunya mengubah pola pikir dalam mengelola perikanan, terutama dengan mengembangkan budidaya perikanan seperti budidaya terapung dan komoditas bernilai tinggi lainnya seperti udang dan kerang, juga pengembangan rumput laut di Gorontalo Utara.
"Harus kita coba dorong misalnya budidaya terapung, kita kembangkan lagi udang dan kerang yang saat ini sudah ada pasarnya, atau mengekspor beberapa komunitas tetapi masih dalam jumlah kecil karena kita masih berdasarkan perikanan tangkap bukan budidaya,” kata Rudy.
Sementara untuk sektor peternakan, khususnya sapi, Deputi Kemenko RI ini menekankan jika model peternakan modern diterapkan, hasilnya bisa jauh lebih maksimal.
Selain penggemukan sapi secara khusus di Gorontalo Utara yang sudah menunjukkan hasil yang signifikan, ia juga melihat potensi besar dalam mengembangkan industri pengolahan daging sapi beku, mengingat Gorontalo memiliki akses pelabuhan yang dekat dengan pasar-pasar besar.
[Redaktur: Patria Simorangkir]