Gorontalo. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) melalui subholding, PLN Nusantara Power (PLN NP) memperkuat kerja sama dengan Masdar, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Setelah sukses membangun PLTS Terapung Cirata, PLN NP bersama Masdar sepakat mengkaji potensi peningkatan kapasitas pembangkit listrik ramah lingkungan tersebut. Selain itu, PLN dengan Masdar juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk eksplorasi pengembangan bisnis energi untuk pasar internasional.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Senin menjelaskan kolaborasi itu akan menguatkan kerja sama bilateral antara Indonesia dengan UEA.
"Kami kolaborasi dalam rangka investasi program EBT, bukan hanya di Indonesia tetapi seantero dunia. Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. Perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan.
Kesepakatan antara PLN-Masdar dan PLN NP-Masdar ditandatangani di sela-sela acara Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa Bangsa atau COP-28 di Dubai, UEA Sabtu (2/12) dengan disaksikan Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Aldhaheri dan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Darmawan mengatakan melalui kerja sama yang dilakukan antara PLN NP dengan Masdar akan mengkaji eksplorasi penambahan kapasitas terpasang untuk PLTS Terapung Cirata. Peluang itu sangat terbuka mengingat saat ini baru 4 persen dari maksimal 20 persen luas permukaan danau yang dimanfaatkan.
"Kami butuh langkah-langkah, studi untuk penambahan kapasitas PLTS Terapung Cirata ini secara teknisnya seperti apa. Juga dampak terhadap sistem kelistrikan karena produksi listrik dari EBT karakternya intermittent atau fluktuatif," ujar Darmawan.
Ia mengatakan bahwa tantangan yang mesti dipecahkan kedua belah pihak ialah bagaimana menyeimbangkan fluktuasi EBT. Hal itu penting untuk menjaga sistem PLN tetap stabil seiring banyaknya variabel EBT yang masuk.
"Kami akan merancang sistem kelistrikan yang stabil. Kami juga bangun smart grid dengan flexible generation, smart control center, dan smart distribution agar semua bisa tertangani dan proyek ini bisa jalan dengan baik," ujar Darmawan.
Kerja sama PLN dengan Masdar untuk penjajakan pasar EBT internasional juga menjadi salah satu momen penting bagi kedua pihak.
Darmawan pun mengatakan PLN sangat siap untuk ekspansi bisnis dan berlaga di kancah global.
"Salah satu tujuan transformasi bisnis yang kami lakukan adalah menjadi perusahaan kelas dunia. Saat ini, PLN memiliki kekuatan lewat subholding untuk lebih leluasa melakukan ekspansi bisnis. Bersama Masdar, PLN akan mengepakkan sayap lebih luas lagi dalam bisnis kelistrikan global," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Aldhaheri menyampaikan MoU antara PLN dan Masdar merupakan kelanjutan kerja sama bilateral antara UEA dan Indonesia. Khususnya, untuk sektor penting seperti pengembangan EBT di Indonesia dan eksplorasi pengembangan bisnis energi untuk pasar internasional.
"Seperti kita ketahui bersama, ini merupakan kelanjutan dari hubungan baik antara Uni Emirat Arab dan Indonesia. Penandatanganan MoU ini bukti pentingnya sektor EBT untuk kita," kata Aldhaheri.[ss]