WahanaNews-Goronto | Tanggul di sepanjang Sungai Limboto, Kabupaten Gorontalo, kini menjadi momok bagi warga sekitar.
Tanggul tersebut sejak jebol pada September 2023 lalu, hingga kini belum juga diperbaiki. Sebagai alternatif, dinding tanggul diganti karung berisi pasir.
Baca Juga:
Siswa Dibully hingga Masuk RS, SMK Gorontalo Sebut Tak Ada Perundungan
Namun, banjir yang datang pada Minggu sore (26/3/2023) kemarin, tidak mampu ditahan oleh ratusan karung hitam berisi pasir tersebut.
Akibatnya, 470 warga di Kelurahan Hunggaluwa, Kabupaten Gorontalo terdampak. Rumah-rumah warga terendam, harta benda juga hilang.
"Ini (tanggul) kalau tidak segera diperbaiki, nanti air somo (akan) bawa rumah," ucap Sairah Amimu, Senin (27/3/2023).
Baca Juga:
Buletin Dakwah HTI Disita Densus 88 dari Terduga Teroris Gorontalo
Sairah adalah warga setempat yang menjadi korban banjir bandang yang terjadi jelang buka puasa tersebut.
Pantauan TribunGorontalo.com di lokasi, beberapa rumah hanya berjarak sepelemparan batu dari bibir sungai.
Keberadaan tanggul pun jadi sangat vital untuk para warga. Mereka mengandalkan tembok batu itu untuk menahan air.
Sairah mengatakan tanggul itu sudah ada sebelum mereka membangun rumah.
"Baru kali ini banjir (terparah) sejak rumah dibangun tahun 2019," tuturnya.
Sebelumnya, Marzan Yusup dari BPBD Kabupaten Gorontalo mengatakan telah mengecek langsung kondisi tanggul.
Ia pun berharap warga setempat bisa bersabar menunggu perbaikan.
"Tentunya masih dipelajari dan tidak bisa sekarang langsung diperbaiki," jelas Marzan Yusup.
Diketahui, banjir bandang pada Minggu sore itu menerjang 4 kecamatan; Limboto, Tabongo, Telaga Biru, dan Tilango.
Ada total 2.184 jiwa yang terdampak atau sekitar 500-an kepala keluarga (KK).
Tetapi menurut BPBD setempat, wilayah paling parah diterjang banjir adalah Kelurahan Hunggaluwa, Kecamatan Limboto.[ss]