WahanaNews-Gorontalo | PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah (UIW) Sulselrabar mencatat penjualan listrik pada triwulan I 2022 meningkat drastis, yaitu 17,95% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan penjualan tersebut sejalan dengan program Electrifying Agriculture (EA) dengan meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani dan peternak, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid, menjelaskan, saat ini PLN tengah gencar untuk menyasar pelanggan di bidang pertanian dan peternakan.
"Kebutuhan listriknya cukup besar guna mengoperasikan mesin, selain itu efisiensi yang didapatkan cukup besar apabila menggunakan listrik," ujar Awaluddin, dikutip dari Antara, Kamis (14/4/2022).
Alhasil, PLN UIW Sulselbar mencatat pelanggan PLN UIW Sulselrabar menyentuh angka 3,58 juta dengan total daya 5,7 miliar Volt Ampere (VA) pada triwulan I-2022.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Konsumsi listrik di sektor pertanian dan peternakan memberikan kontribusi cukup besar bagi pendapatan PLN UIW Sulselrabar.
Hingga Februari 2022, pertumbuhan penjualan sektor pertanian dan peternakan sebesar 231,26 persen dibandingkan dengan Februari tahun lalu.
PLN optimistis keberadaan listrik mampu meningkatkan produktivitas petani dan peternak.
"Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan serta keandalan pasokan listrik sehingga pelanggan dapat menjalankan usahanya dengan nyaman dan berimplikasi pada peningkatan ekonomi," kata Awaluddin.
Salah satu peternak ayam kandang tertutup di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Mustakim, mengungkapkan kunci keberhasilan dalam mengelola peternakan ayam adalah menjaga suhu tubuh ayam.
Peternak milenial tersebut mengatakan, menjaga suhu kandang menggunakan peralatan elektronik seperti kipas blower, penghangat ruangan dan lampu bertujuan meningkatkan performa produksi ayam telur maupun pertumbuhan ayam daging.
"Adanya pasokan listrik dari PLN dapat membantu peternak lebih efisien," kata dia.
Jika harus menggunakan genset untuk mengoperasikan kipas blower, penghangat ruangan dan lampu, ia membutuhkan rata-rata 3.600 liter solar atau setara sekitar Rp 32 juta per bulannya.
Sedangkan dengan menggunakan listrik, Mustakim hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 juta per bulannya untuk operasional peternakan kandang tertutupnya.
"Setelah menggunakan listrik, kami dapat mengoptimalkan produksi yang tadinya panen membutuhkan waktu 28 hari kini hanya membutuhkan waktu 22 hari sehingga dari sisi efektifitas waktu lebih singkat dan omzet kami pun otomatis meningkat," pungkasnya. [non]