"Longsoran tubuh gunung api tidak dapat diprediksi waktu kejadian dan volumenya dan tidak bergantung pada kondisi gunung api ini sedang mengalami erupsi maupun tidak. Longsoran tubuh gunung api dapat terjadi dengan atau tanpa diawali peningkatan aktivitas gunung api," kata Budi.
Anak Krakatau kemarin erupsi dengan ditandai keluarnya asap tinggi dari kawah gunung di tengah Selat Sunda tersebut.
Baca Juga:
Unggahan Minyak Goreng Bercampur Solar Resahkan Warga Gorontalo
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika langsung mengeluarkan peringatan potensi gelombang tinggi di sekitar Selat Sunda.
Anak Krakatau punya sejarah menimbulkan bencana dahsyat. Sang ibu, Gunung Krakatau meletus pada 1883 menimbulkan bencana massif sebelum 'menghilang'.
Beberapa tahun kemudian, tumbuh gunung api baru dan dinamai Anak Krakatau. Sang anak ini pernah erupsi dahsyat pada 2018 yang memicu tsunami di Selat Sunda. [jef]