Ketiga, In Home Romance atau in home experience menjadi semakin penting: Setelah setahun beraktivitas dari rumah, konsumen mencari cara dan produk agar tidak bosan dan terus menjaga kesehatan mental mereka di rumah.
Keempat, Komunitas yang lebih kuat. Pandemi telah memperkuat rasa solidaritas sebagai sebuah bangsa. Dukungan untuk wirausaha lokal semakin banyak, komunitas yang ada di masyarakat juga semakin banyak.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Berubah 10 Kali Lebih Cepat
Kelima, munculnya Fenomena Reverse Maslow. Kebutuhan psikologis dan rasa aman termasuk lingkungan yang sehat dan higienis, dan juga keamanan finansial kini menjadi prioritas utama konsumen.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Keenam, Konsumen semakin teliti akan konsumsi dan pembelian yang mereka lakukan. prilaku ini dicirikan dengan makin banyak konsumen yang mencari value dari sebuah produk, dan bukan harga semata.
Ketujuh, Gaya hidup serba digital. Internet tidak hanya membantu konsumen untuk membeli secara online tetapi juga untuk menjual dan berkegiatan. Hal ini akan terus belanjut di masa depan karena konsumen sudah mulai terbiasa menggunakan platform online dan digital dalam semua jenis kegiatan.
Delapan, Lahirnya smart opportunist. Ditunjukkan dengan social selling terutama dari media sosial meningkat. Mulai dari barang-barang yang berhubungan dengan perlindungan kesehatan, hingga makanan/minuman.