GORONTALO.WAHANANEWS.CO, Kota Gorontalo - Aktivis asal Gorontalo, Fanly Katili, menyatakan dukungannya terhadap keputusan Pemerintah Daerah Gorontalo untuk menarik saham dari Bank SulutGo (BSG). Ia menilai langkah tersebut sebagai keputusan yang tepat dan strategis demi mengutamakan kepentingan daerah.
Menurutnya, keputusan Pemda Gorontalo ini merupakan langkah berani yang mencerminkan komitmen untuk memastikan bahwa pengelolaan dana daerah secara mandiri lebih fokus dan efektif.
Baca Juga:
Pemprov Gorontalo Tambah Modal Rp5 Miliar untuk Dukung Pertumbuhan Bank SulutGo
"Keputusan Pemda Gorontalo untuk menarik saham dari BSG akibat tidak adanya perwakilan baik di Direksi maupun di Komisaris menunjukkan sikap yang tegas dan bentuk kekecewaan karena selama ini Gorontalo selalu ada keterwakilan dan ini tidak ada ruginya bahkan BSG secara otomatis akan mengalami pengurangan jumlah saham dan ini juga akan menjadi semangat baru bagi Gorontalo untuk mengelola anggaran secara mandiri bahkan peluang yang baik untuk mendirikan Bank Daerah" ucap Fanly, Rabu (9/4/2025).
Fanly juga mendukung stadman dari Walikota Gorontalo Adhan Dambea yang menyatakan Pisah dari Sulut saja bisa apa lagi keluar dari BSG dan Bupati Gorontalo Sofyan Puhi yang mengungkapkan tadinya Torang Pe Bank jadi Dorang Pe Bank merupakan ungkapan yang realistis dan Manusiawi.
Sementara itu terkait pemindahan sementara Saham Pemda ke Bank Swasta di Gorontalo, Fanly berpendapat agar pimpinan Komisarisnya harus warga Gorontalo asli.
Baca Juga:
Seorang Pria di Gorontalo Curi 28 Meteran Air PDAM karena Terlilit Utang
Fanly yang juga merupakan Pengacara Muda Gorontalo ini berharap agar seluruh kepala Daerah tanpa terkecuali yang ada di Provinsi Gorontalo satu sikap kompak untuk menarik seluruh Saham dari BSG.
"mungkin ini adalah sebuah awal cerita untuk Gorontalo mulai memikirkan bagaimana kedepannya ada bank yg sendiri yang bisa dibangun dan konsen untuk lebih memajukan Gorontalo dengan metode yang dipilih oleh Gorontalo itu sendiri tanpa harus bergantung pada Bank di daerah lain" tutupnya.
[Redaktur: Patria Simorangkir]