Gorontalo.WahanaNews.co, Provinsi Gorontalo - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar 1,15 persen bulan ke bulan, yaitu dari bulan Januari ke bulan Februari 2024.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif di Bone Bolango, Jumat (1/3/2024) mengatakan komoditas yang memberikan andil paling besar pada deflasi yaitu tomat, cabai rawit , bawang merah dan ikan.
Baca Juga:
BPS Kalimantan Barat: Jumlah Tenaga Kerja Agustus 2024 Capai 3,01 Juta
"Pada bulan Februari komoditas yang memberikan andil paling besar yaitu tomat 0,57, cabai rawit 0,44, bawang merah 0,33 dan ikan cakalang 0,13 dan ikan selar 0,11," ucap Mukhanif.
Mukhanif mengaku, hasil deflasi pada bulan Februari itu terjadi di luar dugaan, karena biasanya setelah terjadi deflasi pada bulan Januari, akan terjadi inflasi pada bulan selanjutnya, namun berbeda pada tahun 2024 ini.
"Apalagi juga ini mulai masuk menjelang puasa," ucap dia.
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
Ia menjelaskan, dengan deflasi 1,15 persen, maka dapat menyeimbangkan inflasi yang tinggi pada bulan November dan Desember tahun 2023 yang lalu.
Untuk inflasi year on year atau tahun ke tahun Provinsi Gorontalo pada bulan Februari yaitu 3,73 persen. Kota Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun 1,90 persen dan Kabupaten Gorontalo mengalami inflasi tahun ke tahun 5,31 persen.
Inflasi tahunan Provinsi Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,13 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,27 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,18 persen.