WahanaNews - Gorontalo | Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meresmikan pembentukan Holding Subholding PT PLN (Persero).
Aksi korporasi ini membuat seluruh aset pembangkitan PLN terkonsolidasi dalam dua Subholding Generation Company (Genco), yaitu PLN Indonesia Power mengelola 18,4 Gigawatt (GW) pembangkit dan PLN Nusantara Power mengelola 20,6 GW akan menjelma menjadi perusahaan pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan salah satu poin penting dalam konsolidasi ini adalah untuk membuat proses bisnis PLN semakin efektif dan efisien. Sehingga mampu menjadi bagian penting dalam kebangkitan industri Indonesia.
"PLN ini jantungnya Indonesia. Listrik adalah pusat pertumbuhan ekonomi. Kalau kita lihat, suka tidak suka, industrialisasi perlu listrik," kata Erick Thohir.
Erick meyakini terbentuknya Subholding pembangkitan Genco akan meningkatkan kompetensi PLN, sehingga dapat menjadi modal untuk masuk dalam rantai suplai energi di kancah global.
Baca Juga:
PLN Siap Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040 Lewat Kolaborasi Swasta
"Ini bukan hanya transformasi bisnis PLN. Tetapi untuk kesejahteraan rakyat dan posisi Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat besar secara ekonomi," tutur Erick.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Rida Mulyana mengapresiasi langkah restrukturisasi PLN ini agar PLN lebih lincah gesit dalam menjawab kebutuhan tantangan energi Indonesia. Sehingga sistem kelistrikan makin andal dengan harga yang makin kompetitif.
"Kami berharap PLN makin efektif dan cepat mengambil keputusan dalam semua lini," tuturnya.