WahanaNews-Gorontalo | Sejumlah upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo untuk mengantisipasi kelangkaan dan mahalnya minyak goreng (migor).
Akan tetapi, upaya tersebut dinilai belum maksimal. Sebab, hingga saat ini minyak goreng di Gorontalo masih sulit dipasaran alias langka.
Baca Juga:
Unggahan Minyak Goreng Bercampur Solar Resahkan Warga Gorontalo
Salah satunya di Kabupaten Boalemo, saat ini masyarakat masih sulit untuk mendapatkan minyak goreng satu harga.
Tidak hanya langka, harga minyak goreng masih terbilang mahal, masih jauh dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Minyak goreng di sini tersedia nanti saat pemerintah turun lapangan untuk memeriksa, setelah itu tidak ada lagi," kata Andra salah satu warga Kabupaten Boalemo.
Baca Juga:
Sungai Meluap, Akses Jalan dan Jembatan di Gorontalo Terputus
"Jikalau ada, pasti harganya mahal. Kami yakin dan percaya jika ini berlarut-larut kami akan susah di bulan Ramadan," ungkapnya.
Senada dengan apa yang dikatakan Dian, menurutnya jika hingga kini minyak goreng di Kabupaten Boalemo sulit untuk didapatkan, mulai dari minyak goreng kemasan hingga minyak goreng curah.
"Minyak goreng ada, tapi mahal," kata Dian, seperti dilansir dari Liputan6.com, Jumat (11/03/2022).
Dian mengaku, jika minyak goreng kemasan dengan ukuran dua liter bisa didapatkan dengan harga 40 ribuan. Tentu tidak sebanding dengan apa yang ditetapkan pemerintah.
"Ada yang 2 liter minyak goreng kemasan, harganya sampai 40 ribuan," tuturnya.
Tidak hanya itu, kata Dian, minyak goreng curah pun masih mahal harganya. Bayangkan, saat ini minyak goreng curah dengan ukuran 600 mililiter dijual oleh pedagang mulai dari Rp13 ribu hingga Rp14 ribu.
"Bahkan ada lagi minyak goreng curah atau eceran ukuran 1,5 liter dijual dengan harga Rp28 ribu hingga Rp30 ribu," tuturnya.
"Mudah-mudahan ini akan segera berlalu dan minyak goreng bisa didapatkan dengan mudah dengan harga terjangkau. Apalagi menjelang bulan suci Ramadan," ia menandaskan.[jef]