Goronalo.WahanaNews.co, Gorotalo - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo telah berhasil melaksanakan Festival Green Tumbilotohe yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo.
Penilaian tersebut disampaikan Deputi Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizay Handayani Mustafa di Gorontalo, Selasa (9/4/2024).
Baca Juga:
Pengunjung Mencapai 80 Ribu Orang, Festival Bunga dan Buah Tahun 2024 Resmi Ditutup
Festival tersebut sukses digelar di enam titik Kabupaten/Kota Gorontalo, termasuk di Taman Taqwa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.
Festival Green Tumbilotohe merupakan festival malam pasang lampu yang memadukan tradisi lokal dengan pariwisata hijau, yaitu dengan kembali menggunakan lampu tradisional berbahan bakar minyak kelapa yang lebih ramah lingkungan dan anti polutan.
"Saya melihat satu kegiatan itu, sebaiknya memang berdasar dari sesuatu yang sudah ada, tradisi yang sudah ada. Ada kegiatan yang untuk mengangkat seni budaya, ada yang berlatar belakang tradisi. Nah saya melihat Tumbilotohe merupakan festival tradisi tidak ada di tempat lain. Ini unik dan hanya ada di Gorontalo," katanya.
Baca Juga:
Menjelang Hari H Festival Bunga dan Buah, Bupati Karo Bersama OPD Tinjau Lokasi
Menurutnya, mendengar sejarah Tumbilotohe yang awal mulanya pakai damar, kemudian minyak kelapa, kemudian minyak tanah, beralih ke lampu dan kembali lagi ke minyak kelapa, hal ini yang perlu dikembangkan lagi.
Menurut dia, berbicara tentang membawa sektor wisata ke pariwisata hijau (green tourism) festival ini sangat tepat sasaran.
"Di sini ada nilai tradisi, nilai lingkungan, dan paling penting adalah nilai ekonomi dengan keterlibatan UMKM. Jadi ini benar-benar adalah kegiatan yang secara komprehensif mengangkat tiga hal. Intinya belum ada satupun di Indonesia yang memiliki ini, tidak ada festival yang diangkat dari tradisi. Tumbilotohe harus ramai akan wisatawan," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Gorontalo Ariyanto Husain menjelaskan Festival Green Tumbilotohe 2024 merupakan tahun pertama sekaligus percobaan karena budaya Tumbilotihe beberapa tahun terakhir sudah melekat pada penggunaan listrik dan minyak tanah.
Maka untuk mengembalikan hal tersebut memerlukan proses, Tumbilotohe harus kembali ke zaman kearifan lokal, keindahan, tapi tetap menjaga lingkungan.
"Sebagai laporan pak gubernur dan ibu deputi, kegiatan ini diikuti oleh seluruh kabupaten/kota. Jadi kolaborasi penyelenggaraan festival ini adalah bentuk dukungan pemerintah daerah juga, terhadap ide besar mengembalikan Tumbilotohe yang sebenarnya," katanya.
Festival ini berlangsung selama tiga hari, dimulai dari 6 hingga 8 April 2024 dengan mengikuti tradisi Tumbilotohe yaitu di tiga hari menjelang Hari Raya Idul Fitri.
[Redaktur: Patria Simorangkir]