Dia mengatakan salah satu pencegahan berkurangnya penutur bahasa Gorontalo, Fakultas sastra dan Budaya UNG juga menerapkan mata kuliah pemintaan bahasa Gorontalo, yang dimana mahasiswa di perkenalkan dengan berbagai kosa kata, morfem atau tata bahasa satuan terkecil yang ada dalam bahasa daerah.
Untuk menghindari berkurangnya bahasa daerah tidak harus melibatkan pihak manapun, baik itu pemerintah ataupun instansi manapun, semua itu tergantung pada pribadi masing-masing, terutama orang tua yang dimana adalah kunci utama dalam satu bahasa yang dihasilkan oleh anak.
Baca Juga:
Agar Tidak Tergerus Zaman, Presiden Minta Masyarakat Fasih Minimal 1 Bahasa Daerah
Ia berharap, mahasiswa yang berasal dari daerah Gorontalo ataupun dari daerah lain harus benar-benar mempertahankan bahasa daerah, karena bukan bahasa Gorontalo saja yang akan punah tapi semua bahasa hanya saja bahasa Gorontalo termasuk dalam antrian punah nya bahasa daerah.
"Harapan saya agar bahasa Gorontalo tidak punah caranya saya buatkan cerita pendek dalam bahasa Gorontalo, untuk mengenalkan morfem-morfem dalam bahasa Gorontalo saya tuangkan pada dialog percakapan dalam bahasa Gorontalo," kata dia.
Ia menambahkan, dengan adanya cerita pendek yang dibuatnya tidak sekadar mengenalkan tetapi bisa berbahasa Gorontalo. Walaupun membaca dan berbicara dalam bahasa Gorontalo berbeda tetapi dengan cara seperti itu bisa meningkatkan penggunaan bahasa Gorontalo di daerah.
Baca Juga:
Buka Festival Tunas Bahasa Ibu, Wabup Rote Ndao: Bahasa Rote Harus Digelorakan
[Redaktur: Patria Simorangkir]