WahanaNews-Gorontalo.co | Provinsi Gorontalo sampai saat ini belum bisa mendeteksi varian Covid-19 varian Omicron secara mandiri di Laboratorium.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Sulaeman, Senin (31/1/2022).
Baca Juga:
Unggahan Minyak Goreng Bercampur Solar Resahkan Warga Gorontalo
Menurut Yana, kasus pertama Omicron yang terdeteksi di Gorontalo, diawali dari tahapan pemeriksaan antigen COVID-19 yang diberlakukan di Bandara Djalaludin Gorontalo pada 21 Januari 2022.
“Karena hasil antigennya positif, maka kami lanjutkan dengan PCR dan positif hasilnya. Kemudian kami kirimkan lagi sampelnya ke Manado untuk mendeteksi Omicron, sudah keluar hasilnya yang bersangkutan probable omicron,” katanya di Gorontalo, seperti dilansir dari Antara, Selasa (01/2/2022).
Pihaknya harus mengirimkan sampel ke Manado untuk mendeteksi Omicron, karena hasilnya lebih cepat keluar dibandingkan bila dikirim langsung ke Balitbangkes di Jakarta.
Baca Juga:
Sungai Meluap, Akses Jalan dan Jembatan di Gorontalo Terputus
“Kami sengaja kirimkan dulu ke Manado karena hasilnya satu setengah hari sudah ada hasilnya. Tapi sampelnya juga kami kirim ke pusat untuk memastikan statusnya confirm Omicron , hasilnya masih menunggu karena antri,” jelasnya.
Status probable Omicron, kata dia, berarti bahwa pasien tersebut sudah 98 persen positif varian Omicron sehingga perlakuan karantinanya sama dengan status confirm Omicron.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang menunggu kiriman reagen khusus untuk pemeriksaan varian Omicron dari pemerintah pusat.
“Kalau reagennya sudah ada, kami bisa melakukan deteksi Omicron di laboratorium BPOM,” imbuhnya.
Hingga saat ini, Yana mengungkapkan jumlah warga yang terdeteksi Omicron hanya satu orang.
Namun, pihaknya melakukan penelusuran terhadap seluruh penumpang yang kontak erat dengan pasien tersebut.
Dinkes Gorontalo Utara Genjot Vaksinasi
Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Rizal Yusuf Kune, mengatakan, percepatan vaksinasi melindungi anak dari risiko penularan COVID-19.
"Apalagi wilayah kita cukup terbuka, sehingga perlu mengantisipasi potensi penularan COVID-19 termasuk varian omicron," katanya, di Gorontalo, Selasa.
Alhamdulillah kata dia, capaian vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6 hingga 12 tahun di daerah itu terus naik.
Dari total sasaran mencapai 13.033 anak, untuk vaksinasi dosis 1 telah mencapai 5.325 anak atau 40,86 persen.
Untuk dosis 2, baru sebanyak lima orang anak atau 0,04 persen.
Ia mengatakan, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada anak, menjadi salah satu fokus perhatian pemerintah daerah.
Apalagi kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah itu, ditemukan pada anak usia 3 tahun di Desa Popalo, Kecamatan Anggrek.
"Kami pun telah melakukan tes dan tracing kepada 12 orang kontak erat dengan anak tersebut. Syukur alhamdulillah, hasilnya negatif COVID-19," ungkapnya.
Namun kata dia, kasus baru itu berpengaruh pada status wilayah ini dari zona hijau kini menjadi zona kuning.
Sehingga diperlukan perhatian dari seluruh pihak, termasuk dukungan para orang tua untuk mengantarkan putra-putri mereka yang menjadi sasaran vaksinasi, untuk segera disuntik vaksin COVID-19.
Apalagi pihak Dinas Pendidikan setempat kata Rizal, menargetkan tuntas vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 hingga 12 tahun, dapat tercapai 100 persen di akhir Februari 2022.
"Untuk mendukung target tersebut, dipastikan kita tetap membuka pelayanan di gerai vaksinasi di seluruh kecamatan, termasuk di sekolah-sekolah maupun di puskesmas dan kantor-kantor pemerintahan di kecamatan dan desa," katanya.
Saat ini, kata dia pula, vaksin jenis Sinovac sangat tersedia untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada anak, mencapai total 14 ribu dosis.[jef]