Gorontalo. WahanaNews.co - Kepolisian Resor (Polres) Bone Bolango, Gorontalo melaksanakan penggalian mayat (ekshumasi) seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berinisial HS, yang sebelumnya pada bulan Oktober dikabarkan meninggal dunia saat mengikuti kegiatan pengaderan.
Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli di Gorontalo, Kamis mengatakan proses ekshumasi dilakukan sejak pukul 10.00 hingga 12.00 WITA, di pekuburan keluarga yang berlokasi di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.
Baca Juga:
Siswa Dibully hingga Masuk RS, SMK Gorontalo Sebut Tak Ada Perundungan
"Tujuan kegiatan ekshumasi untuk mengetahui apa yang terjadi dengan korban, apakah memang betul dia meninggal karena sakit atau meninggal karena ada hal lain," kata Kapolres.
Selain untuk kepentingan Kepolisian, tujuan lain dari pelaksanaan ekshumasi adalah untuk memberikan bukti kepada pihak keluarga, agar mereka bisa mengetahui secara pasti, apa yang menjadi penyebab kematian almarhum HS.
Dalam proses ekshumasi itu, dokter ahli forensik menemukan ada gumpalan darah di bagian kepala HS, yang diduga akibat dari benturan. Atas temuan itu tim forensik juga telah mengambil cairan dari bagian kepala, hati dan lambung untuk dilakukan pemeriksaan lebih dalam.
Baca Juga:
Buletin Dakwah HTI Disita Densus 88 dari Terduga Teroris Gorontalo
"Setelah ini, cairan yang diambil itu masih akan diperiksa, dan hasilnya nanti kita akan sampaikan kembali," kata Kapolres.
Ia mengatakan terkait insiden meninggalnya HS saat mengikuti pengaderan, pihak penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bone Bolango sudah memeriksa sekitar 78 orang saksi yang terdiri dari 34 orang peserta pengaderan, 42 orang panitia pelaksana, serta dokter yang waktu itu menangani korban saat dibawa ke rumah sakit.
"Nanti setelah itu, baru kita akan lakukan pemeriksaan ulang terhadap panitia dari IAIN Gorontalo, yang kemudian nanti akan kita lakukan penetapan tersangka," katanya.