Menurut Chairman lembaga studi keamanan siber CISSReC, Pratama Persadha, kebocoran data KPAI berisi database pelaporan masyarakat di seluruh Indonesia dari 2016 sampai sekarang.
Pratama menjelaskan, database KPI yang bocor memiliki detail lengkap tentang identitas pelapor seperti nama, nomor identitas, kewarganegaraan, telepon, HP, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat, email, tempat lahir, tanggal lahir, jenis kelamin, provinsi, kota, usia, serta tanggal pelaporan.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
“Dua database yang diberikan, yakni berukuran 13 MB dengan nama file kpai_pengaduan_csv dan 25 MB dengan nama kpai_pengaduan2_csv. Untuk men-download-nya, user Raidforums harus mengeluarkan 8 credits per data atau sekitar Rp 35 ribu,” kata Pratama, dalam keterangan resmi kepada media.
Pratama menyebut bahwa data KPAI dijual murah, meski ia tidak menjelaskan secara rinci berapa nominalnya.
Selain terdapat kolom data penghasilan bulanan, ringkasan kasus, dan hasil mediasi, data KPAI yang bocor bahkan diduga mencakup daftar data identitas korban yang masih di bawah umur.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Data ini sangat berbahaya, karena predator daring bisa menarget dari data-data yang ada di sini, kata Pratama.
Data-data yang ada merupakan data yang sangat sensitif untuk disalahgunakan di internet.
Seperti penipuan online yang kerap terjadi belakangan.